NEWS

Bekal Jadi Mahasiswa Sukses

Rector Notes No. 398

.

Saya sering ditanya, bagaimana menjadi mahasiswa yang sukses? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus tahu dulu arah kita kedepan mau menjadi apa dan kemudian kita bisa persiapkan bekalnya.

Memang, masa depan adalah sesuatu yang masih misteri, yang telah tertulis dalam rumusan Sang Pencipta. Namun sebagai seorang manusia, kita perlu merencanakan masa depan kita dan terus berikhtiar serta bertawakal untuk meraihnya.

Dalam rencana pendek selepas kelulusan, paling tidak ada 3 pilihan seorang lulusan sarjana : bekerja pada perusahaan, menjadi wirausaha dan atau melanjutkan pendidikan ke Pascasarjana.

Mempersiapkan bekal untuk memilih pilihan itulah yang bisa dilakukan saat menjadi mahasiswa. Kuliah 3,5-4 tahun adalah waktu yang relatif singkat. Agar kita tidak menyia-siakan waktu itu, begini tips saya:

Kenali diri sendiri. Untuk hal ini kita bisa melakukan analisis SWOT. Apa potensi dan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang mungkin dihadapi. Saran saya, fokuskan pada kekuatan dan perbaiki kelemahan. Contoh, jika ingin lanjut kuliah S2-S3 maka kita perlu persiapkan kemampuan bahasa Inggris (TOEFL/IELTS). Jika kita merasa kurang, maka selama kuliah kita bisa mempelajari dan mendalaminya. Sumber pembelajaran sudah sangat terbuka dan melimpah dengan bantuan internet.

Perbanyak relasi. Hampir semua orang sukses pasti memiliki jaringan persahabatan yang luas. Keberkahan terbesar kita hidup di Indonesia adalah begitu besarnya keberagaman diantara kita. Bersahabatlah dengan siapapun yang memiliki latar belakang yang berbeda dan tanpa pamrih.

Tingkatkan kompetensi diri. Sesuai dengan program studi, pastikan kita mumpuni dengan bidang yang ditekuni. Selain itu, tempa diri kita dengan berbagai skill yang mendukung. Kemampuan berbicara di depan publik, berfikir kritis, sertifikasi bidang keahlian, aktif berorganisasi dll. Seringlah mengikuti seminar online/offline. Catat poin poin pentingnya.

Manfaatkan waktu, jangan sampai terlena. Ini bukan berarti kita tidak boleh main game, bermain bersama teman, menikmati liburan dll. Boleh saja, asal kita mampu mengelola waktu kita sesuai dengan arah yang kita tuju.