Rector Notes No. 347
Jumat itu saya penuh sekali dengan acara. Agenda terakhir adalah shooting Bincang Bincang Rektor. Konsep BBR dari awal dirancang sebagai sebuah podcast yang mengetengahkan topik seputar kampus. Namun tempat shooting-nya bukan di ruang studio. Alam terbuka adalah studionya.
Kali ini tim kreatif BBR menghadirkan narasumber Nabilah Putri, mahasiswi Prodi Psikologi. Lokasi shooting nya di sawah orang tuanya, tidak jauh dari kampus. Tepatnya di desa Boak, Unter Iwis, Sumbawa.
Nabilah adalah putri semata wayang Pak Nurmaindra yang berprofesi sebagai petani. Beliau punya 5 petak sawah dan 5 ekor sapi. Lokasi sawahnya masih berada dalam kawasan Lembah Olat Maras.
Nabila sering membantu orang tuanya bercocok tanam. Dari mulai penanaman hingga pemanenan. Dalam sebuah dialog, saya bertanya :”Malu ga jadi anak seorang petani?”
“Tidak pak. Justru saya bangga memiliki orang tua petani”. “Kadang bapak saya yang sering merasa malu jika teman teman saya bermain ke rumah”. Bapaknya sering bertanya, “Apa kamu tidak malu dengan keadaan kita seperti ini?”
Nabilah memang punya kepercayaan diri yang sangat baik. Ini berkat pengalamannya berorganisasi. Pernah menjadi Ketua OSIS di SMP, Waka OSIS di SMA dan Waka BEM Fakultas Psikologi .
Selepas shooting, Nabilah menyuguhi kami aneka rebusan. Ubi rebus, kacang rebus dan ditutup dengan minum kelapa muda. Hujan turun lumayan deras. Sambil makan camilan kami berteduh di saung sawah. Sungguh nikmat.
Nabilah kuliah di UTS dengan beasiswa Lingkar Kampus. Beasiswa ini khusus ditujukan bagi masyarakat di sekitar kampus. Lalu ketika ada peluang beasiswa Bidikmisi, beasiswanya dialihkan.
Kampus ini telah membuka akses yang luas bagi siapa saja yang ingin maju dan berkembang. Anak petani, anak nelayan, anak buruh, siapa saja dengan berbagai latar belakang bisa kuliah di kampus ini.
Kita akan terus berupaya untuk meningkatkan akses dan pelayanan pendidikan tinggi yang berkualitas.
Foto : Nabilah dan Pak Nurmaindra di sawah miliknya.
