NEWS

Terpilih Mengikuti IVLP, Rektor UTS Bertemu Orang Penting di Amerika Serikat

SUMBAWA BESAR, samawarea.com (13 Oktober 2022)–Rektor Universitas TeknologiSumbawa (UTS) Chairul Hudaya, Ph.D menjadi salah satu pemimpin di bidang pendidikan dari Indonesia yang terpilih untuk mengikuti program International Visitor Leadership Program (IVLP) pada Tahun 2022 ini. Rektor UTS ini terpilih bersama dengan 3 orang peserta lainnya dari Universitas Syarif Hidayatullah, Universitas Airlangga dan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

IVLP adalah program yang diluncurkan pada tahun 1940, bertujuan untuk membangun saling pengertian antara Amerika Serikat dan negara-negara lain melalui kunjungan profesional yang dirancang dengan cermat ke Amerika Serikat untuk para pemimpin asing.

Kunjungan ini mencerminkan minat profesional pengunjung dan mendukung tujuan kebijakan luar negeri pemerintah AS. Setiap tahun lebih dari 4.500 peserta IVLP dari seluruh dunia dipilih oleh kedutaan AS untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk bertemu dan berunding dengan rekan profesional mereka.

Melalui pertemuan ini, mereka memperoleh pemahaman yang lebih besar tentang pengaruh budaya dan politik dalam masyarakat AS dan menikmati pengalaman langsung Amerika Serikat, masyarakatnya, dan budayanya. Pengunjung mewakili pemerintah, politik, media, pendidikan, LSM, seni, kesehatan masyarakat, keamanan internasional, bisnis dan perdagangan, dan bidang lainnya.

Lebih dari 320 kepala pemerintahan dan negara bagian saat ini dan sebelumnya dan banyak pemimpin dunia terkemuka lainnya di sektor publik dan swasta telah berpartisipasi dalam Program Kepemimpinan Pengunjung Internasional ini.

Chairul—demikian Rektor muda ini disapa, bertolak ke Amerika pada 24 September 2022 lalu. Chairul mengikuti program IVLP ini hingga 15 Oktober mendatang dengan melakukan berbagai kunjungan ke berbagai institusi pendidikan, pemerintahan dan swasta yang ada di Amerika. 

Rektor UTS cerita bagaimana dia bisa mengikuti program tersebut. Bermula pada tahun 2021, Ia dihubungi Jalu Cahyanto–pegawai USAID yang sejak 2017 lalu sudah dikenal dan cukup intens bertemu. Saat itu, Retor UTS bersama Prof. Heri dan Dr. Gamal, UI dan konsorsium, mendapatkan hibah dari USAID dalam bentuk CCR Smart City

IVLP ini memang bukan program yang dibuka untuk umum (tanpa aplikasi) tetapi dinominasikan oleh lingkungan kedutaan US maupun organisasi pemerintah AS. Semua biaya perjalanan, uang saku, dan hotel ditanggung oleh US Department of State. “Alhamdulillah tidak terasa hari ini sudah memasuki hari ke-15 di Amerika Serikat. Pertama kali mendarat untuk transit di Bandara Dallas, lalu menuju Washington DC. Di sana kami di-arrange pertemuan dengan berbagai institusi, baik perguruan tinggi, pemerintahan maupun NGO. Setelah 6 hari disana, kami melanjutkan perjalanan menuju Pittsburgh, Pennsylvania melalui jalur darat. Disana kami bertemu dengan kolega di University of Pittsburgh dan Duquesne University. Lalu perjalanan dilanjutkan ke Tucson, Arizona. Kami bertemu dengan tim International Office di University of Arizona dan pimpinan dari Pima Community College,” ceritanya.

Dari perjalanan tersebut, Rektor Chairul mengaku banyak pelajaran yang bisa didapatkan untuk kemudian diimplementasikan di kampus. Kemitraan dapat dengan mudah dilakukan ketika pernah bertemu, lalu sharing pengalaman, sehingga personal relationship dapat terbentuk.

“Kontak person-to-person seperti ini masih tetap perlu meski di era digital seperti sekarang ini. Tentu ini adalah bagian dari upaya merealisasikan slogan kampus kita, UTS Membumi dan Mendunia. Terima kasih IVLP. Terima kasih Pak Jalu. Programnya sangat bermanfaat,” cetus Rektor UTS.

Disebutkannya, ada beberapa point penting yang diharapkan dapat dilakukan dan diserap sebagai pengalaman oleh para peserta dari program IVLP. Di antaranya mempelajari kebijakan dan praktik terbaik (best practices) terkait dengan manajemen program, pertukaran mahasiswa dan staf akademik, transfer pengetahuan/hak kekayaan intelektual, dan sumber daya keuangan dalam konteks kemitraan perguruan tinggi.Selain itu untuk mendiskusikan bagaimana otoritas negara bagian dan federal AS terlibat dengan perguruan tinggi negeri dan swasta untuk memfasilitasi penelitian dan beasiswa internasional. Tujuan lainnya adalah untuk mengeksplorasi beragam perguruan tinggi berbasis komunitas dan perguruan tinggi seni liberal membahas bagaimana kemitraan baru dibangun, mempertahankan kemitraan yang ada, dan menghidupkan kembali kemitraan yang tidak aktif. (SR)