NEWS

Satu Desa Sepuluh Insinyur Diluncurkan

source by:Suara NTB

Pemotongan pita dalam peluncuran program satu desa sepuluh insinyur.(Suara NTB/dok)

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Bupati Sumbawa diwakili Staf Ahli Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Keuangan, Syahruddin, SH, hadir di acara peluncuran dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama “One Village Ten Engineers” (Satu Desa Sepuluh Insinyur).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) ini, dihadiri pula Anggota DPRD Sumbawa, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Rektor UTS, serta para Kepala Desa yang berkomitmen melaksanakan program tersebut.

 Bupati menyambut baik program Satu Desa Sepuluh Insinyur ini. Kehadiran program ini dapat menjembatani kebutuhan pemerintah desa akan solusi penyelesaian masalah desa.

Disampaikan, pemerintah pusat dan daerah, sangat serius memberikan perhatian kepada pembangunan desa. Hal ini terwujud secara konkret melalui alokasi dana desa dari pemerintah pusat, yakni APBN, dalam jumlah yang cukup besar. Atas nama pemerintah daerah, Bupati menitip harapan besar kepada program ini, agar desa yang tadinya tertinggal, dapat segera melenggang dengan percaya diri. Menjelma menjadi desa yang berkembang, bahkan desa yang mandiri.

Bupati juga mengajak para mahasiswa, untuk mau membantu mengubah tantangan menjadi harapan, serta beraksi, berkolaborasi, dan berkreasi, melalui program Satu Desa Sepuluh Insinyur. “Insya Allah, pemerintah daerah akan mendukung penuh program ini, dan berharap, dapat berjalan lancar dan sukses, sebagai salah satu ikhtiar membangun daerah dari desa, dalam bingkai Sumbawa Gemilang yang Berkeadaban,” tukasnya.

Peluncuran dirangkaikan dengan penandatanganan Kerjasama dengan 15 Desa yang secara resmi telah bergabung dalam Beasiswa OVTE. Penandatanganan Kerjasama dilakukan langsung Rektor UTS dengan para Kepala Desa, bertempat di Raberas Resto. 15 Desa tersebut diantaranya; Poto, Berare, Sebewe, Pernek, Tepal, Teluk Santong, Labuhan Burung, Marga Karya, Pungkit, Juran Alas, Pulau Bungin, Batu  Tering, Ranan, Lunyuk Ode, dan Gontar Baru.

Beasiswa OVTE sendiri memiliki skema 50:50 yang artinya kedua pihak penyelenggara beasiswa UTS dan Desa akan bertanggung jawab masing-masing 50℅ biaya kuliah dari mahasiswa yang direkomendasikan oleh Desa.

Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph.D optimis program ini akan menjadi solusi bagi Desa  untuk berkembang lebih pesat kedepannya. Beasiswa OVTE adalah langkah kongkret dalam bersinergi dengan masyarakat terutama desa demi terwujudnya SDM yang berkualitas dan berdaya saing. (arn)