Sebelum pandemi merebak di Sumbawa, saya pernah beberapa kali bertemu dengan almarhum. Meski pertemuan pertemuan yang singkat namun sangat berarti.

Pertemuan yang pertama adalah ketika menemani sahabat saya Andy Tirta akan kembali back for good ke Jakarta bersama keluarganya. Jam 7 pagi kami bertemu di Pendopo Bupati. Banyak wejangan yang beliau berikan kepada kami saat itu.

Saat Andy Tirta pamit, mereka berpelukan erat. Pak Bupati terlihat menangis, seraya mengucapkan terima kasih yang tulus kepadanya yang telah turut serta membangun Sumbawa pada bidang pendidikan tinggi. Pak Jalo turut hadir dalam pertemuan yang seperti anak yang hendak pamit kepada ayahnya.

Sementara Andy Tirta pamit, saya masih disana bersamanya, sehingga kami diskusi empat mata. Beliau banyak bercerita mengenai sepak terjangnya di dunia politik, yang dijadikannya sebagai ladang pengabdian bagi masyarakat Sumbawa. Penilaian saya, beliau adalah orang yang setia dan konsisten dalam berjuang.

Suatu saat, lampu jalan penerangan umum sepanjang jalan akses ke UTS padam yang cukup berkepanjangan. Saya paham bahwa pengelolaan PJU berada dibawah Pemda sehingga saya berinisiatif mengirimkan WA kepada beliau. Kondisi jalan yang gelap cukup membahayakan bagi para pengguna jalan, termasuk mahasiswa kami. Tak disangka, malam itu juga beliau langsung meminta Kepala Dinasnya untuk mengecek dan memperbaiki. Beliau begitu responsif dalam menyelesaikan permasalahan, bahkan permasalahan yang terlihat kecil.

Pak Bupati telah banyak membantu bagi kemajuan kampus ini. Terima kasih Pak Bupati atas semua jasa yang telah diberikan kepada kita semua, khususnya kami keluarga besar UTS. Semoga menjadi amal jariyah yang terus mengalir dan menempatkan di tempat mulia di sisi Allah SWT.

Allahumagfirlahuu warhamhuu wa aafihi wa’fu anhu.