perkuliahannya dan mengunggahnya ke akun youtube pribadinya. Mahasiswa diminta menonton video tersebut sebelum perkuliahan dimulai. Lalu saat perkuliahan dimulai, dosen bertindak sebagai fasilitator yang memicu terjadinya diskusi. Dalam semangat Kampus Merdeka yang diinisiasi oleh Mas Menteri Nadiem Makarim, inilah yang disebut sebagai Dosen Penggerak.

Di Era Revolusi Industri 4.0 ini, konsep mengajar satu arah dimana seorang dosen menjadi sumber pembelajaran sudah tidak relevan lagi. Sekarang para mahasiswa bisa mendapatkan ilmu dari berbagai sumber pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai dosen penggerak, ia dituntut untuk dapat memicu dan memacu para mahasiswanya untuk lebih banyak mengeluarkan pendapat dan pikirannya dalam sebuah kelas. Kami menyebutnya, pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa (student-centered learning).

Pada era saat ini, seorang mahasiswa harus memiliki kecakapan berbicara di depan publik (public speaking). Seorang engineer dan ekonom misalnya, harus dapat mengemukakan ide ide untuk menyelesaikan permasalahan bangsa dengan baik dan lugas. Kecakapan seperti ini tentu tidak datang dengan tiba tiba. Perlu latihan dan konsistensi. Itulah latihannya di setiap kelas, di setiap mata kuliah.

Saya gembira hal ini diterapkan di kampus para Elang Muda, khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Komitmen dari pimpinan, dalam hal ini dekanat yang dinahkodai Mas Jihad @mn_jihadi dalam mengimplementasikan semangat Kampus Merdeka sangat saya apresiasi. Tentu berkat dukungan dan kekompakan para dosen dan staf di fakultas yang luar biasa. Dan satu lagi, big thanks kpd tim Wakil Rektor 1 yang terus mengawal implementasi Kampus Merdeka di UTS.

#utsmembumidanmendunia