Ketika Pemerintah melalui kementerian Ristek/BRIN mengajak masyarakat Indonesia untuk bergotong royong mengatasi wabah Covid 19 melalui program ideathon, saya minta Tim Warek 3 Bidang Riset dan Inovasi untuk memfasilitasi dan menyemangati para dosen dan mahasiswa untuk mengeluarkan ide ide terbaiknya.

Dua hari berturut turut sebelum deadline kami maraton mengumpulkan ide, memberikan coaching penulisan proposal hingga tips agar berhasil dalam pembuatan proposal. Awalnya, saya mentargetkan hanya 10 proposal saja, namun ternyata membludak hingga 39 proposal. Sebagai apresiasi, saya berikan hadiah T-Shirt NgebUTS bagi para pengusul.

Alhamdulillah, salah satu proposal karya kolaborasi dosen FEB, Putri Reno Kemala Sari dan Diah Anggraeni dengan dosen FT, Shinta Esabella berhasil menjadi salah satu dari 17 proposal yang akan mendapatkan pendanaan dari Kemenristek/BRIN, yang diumumkan oleh Menteri Prof. Bambang Brodjonegoro tadi siang melalui tayangan langsung di YouTube.

Judulnya mengenai Gig Economy vs Covid 19. Ide ini menarik para juri dari sekitar 5000an pengusul proposal. Gagasannya yaitu akan dibuatkan platform untuk “meminjamkan” sumber daya yang terdampak Covid 19 dengan dunia usaha yang membutuhkannya dengan prinsip sharing economy.

Tentu kami sivitas academica UTS merasa berbangga bisa turut serta bergotong royong dalam menghadapi Covid19 yang menjadi masalah seluruh dunia. Terhadap proposal yang belum berhasil, kami sudah anggarkan untuk proposal yang low-cost namun memiliki dampak signifikan akan kami danai untuk direalisasikan.

Kita tidak ingin karya karya inovasi hanya menumpuk jadi buku laporan tanpa ada implementasinya. Alhamdulilah, sepeda motor listrik karya sivitas akademica UTS sudah siap dilaunching. Selepas Idul Fitri, solar-powered cold storage juga akan kami terapkan untuk para nelayan di NTB.